Selasa,
24 Desember 2013
Pukul 00.30 kita
berangkat ke Arcopodo. Arcopodo merupakan wilayah vegetasi terakhir. Waktu
tempuh dari kalimati menuju arcopodo kurang lebih memakan waktu 2 jam. Selama perjalanan
angin bertiup cukup kencang. Dan jujur aja gue sendiri cukup cemas dengan
suasana itu. Gue takut gimana kalau tiba-tiba ada badai dan hujan deras. Sepanjang
perjalanan gue hanya bisa membaca ayat-ayat Alloh untuk menenangkan diri.
Disini gue menyadari betapa sangat kecilnya kita dihadapan Alloh. Mudah saja
baginya untuk mengambil nyawa kita saat itu juga. Di arcopodo kami juga
menemukan prasasti-prasasti in memoriam. Semakin menambah tidak enak perasaan
gue saat itu.
Dari arcopodo
perjalanan dilanjutkan menuju puncak semeru. Trek yang ditempuh adalah trek
berpasir, Banyak yang bilang trek pasir paling susah terdapat di semeru. Pada awal-awal
pendakian trek pasir ini gue masih semangat dan merasa yakin gue bisa sampai ke
puncak Dari atas bukit berpasir ini juga gue bisa menikmati pemandangan kota malang
dengan lampu-lampu yang indah, Layaknya
berada di Paris saja, HaHaHa.
Panjangnya jarak tempuh
untuk mencapai puncak lama-kelamaan membuat fisik gue drop. Gue mulai frustasi
karena tidak sampai-sampai ke puncak. Mas Sigit teman 1 tim gue menyemangati
gue Ayo mbak, sedikit lagi mbak. Gue hanya bisa tersenyum kecut. Entah itu udah
yang keberapa kalinya dia bilang sedikit lagi. Gue sendiri juga tahu mas sigit
udah mulai kelelahan tapi dia mencoba menyemangati kami semua. Langkah kami
hanya tinggal setapak demi setapak dan tidak jarang juga merosot kebawah selai
itu pasir juga sudah memenuhi sepatu gue, Semua ini menambah pendakian semakin
terasa beragt buat ue. Gue saranin kalian harus menggunakan gaiter untuk mendaki
track berpasir seperi ini, Karena pasir-pasir yang masuk ke dalam sepatu akan
memperberat langkah kita. Selain itu, selama gue melewati track berpasir ini
gue belum 1 pun menemukan pendaki cewek, Omigot…!
Langkah gue semakin
berat dan gue semakin sering beristirahat. Yang tadinya kita berlima (Gue, mas
sigit, roni, daus, dan syarif) jaraknya berdekatan kini gue semakin menjauh
dengan mereka.Gue menatap nanar ke atas. Jujur aja gue kehilangan rasa percaya
diri gue buat bisa sampai ke atas.
Tuhan,
sesulit ini kah untuk mencapai puncak itu?
Gue coba melangkah
setapak demi setapak ke atas, merangkak seperti halnya yang dilakukan
pendaki-pendaki lain dan seperti biasa tidak jarang gue merosot kembali ke
bawah. Gue cukup frustasi dan gue genggam pasir erat-erat, dan mata gue udah
mulai berkaca-kaca.Rasanya pengen banget gue nangis disitu. Apalagi keempat
temen gue tadi udah ga keliatan lagi keberadaanya. Sedngkan, Ilham dan Goza
kelihatannya masih jauh tertinggal di
bawah. Dan pada akhirnya gue hanya bisa
berdoa dalam hati “ Ya Tuhan, jika engkau
mengizinkan aku mencapai Puncak ini, maka izinkalah aku, Namun, jika tidak
cukupkan lah aku sampai disini saja”.
Jujur aja waktu itu
kaki gue rasanya udah berat banget untuk
melangkah. Akhirnya gue mencoba untuk berpikir dengan tenang. Gue udah jauh
berjalan disini, ga mungkin kalau gue turun lagi ke bawah karena pada akhirnya
hanya akan menyisakan penyesalan dan penasaran buat gue,
Dengan menyemangati
diri sendiri dan juga semangat dari
pendaki-pendaki lain yang gue temuin selama di perjalanan gue terus mendaki ke
atas. Gue kumpulin sisa-sisa kekuatan yang gue punya. Yaahh.. setapak demi
setapak, gue harus sampai ke atas. Mahameru, tunggu aku!!
Pada akhirnya, setelah
melalui perjuangan panjang dan melelahkan pukul 06.30 alhamudillah, akhirnya
gue mencapai puncak Mahameru. Keempat teman gue tadi sudah berada di atas.
Mereka dengan semangat meneriaki gue menuju ke tempat mereka. "Ayoo Mbak Yosi!". Ada rasa haru dan bangga yang menyeruak di dada, Perjuangan menuju puncak yang
sangat berat dan panjang ini akhirnya berhasil gue lalui. Mereka pun memberikan
selamat kepada gue karena sudah berhasil sampai ke puncak. Meskipun cuaca
sangat dingin dan angin bertiup kencang, meskipun saat itu kabut sangat tebal
dan gue ga bisa melihat pemandangan dari atas puncak sana.
.JPG) |
Puncak |
Tapi gue ga menyesal
berdiri di atas sini. Karena gue tahu ga semua orang bisa berdiri di puncak
ini. Karena untuk berdiri di pucak ini gue harus mengalahkan banyak hal
termasuk mengalahkan diri gue sendiri. Karena untuk bisa berdiri di puncak ini
gue harus mengeluarkan semua kekuatan yang gue punya, dan karena untuk bisa
berdiri di puncak ini gue harus berjuang melebihi batas kemampuan yang gue
punya sendiri.
Dari 7 orang anggota
tim kami. Hanya 1 orang yang belum berhasil ke puncak, Namun ia berjanji akan
membayar hutangnya untuk kembali lagi ke sini.Dan satu hal yang perlu
dicatat buat kalian semua pendakian ke puncak mahameru ini tidak semudah apa
yang tergambar di film 5cm. Butuh persiapan fisik dan mental yang kuat. Selain
itu harus didukung juga dengan perlengkapan mendaki yang memadai.
.JPG) |
Negeri di Atas Awan |
Setelah puas berada di
puncak dan berfoto-foto kami pun turun kebawah dan kembali ke pos kali mati. Kami
sempat beristirahat dan kemudian packing untuk kembali menuju ranukumbolo dan
kembali ngecamp di tempat itu.
To Be Continued...Menuju Puncak Mahameru Part 5 (End)