Lucky Charms Rainbow

Senin, 13 Mei 2013

Sekilas Review Cinta Brontosaurus




Sejujurnya gue belom pernah sama sekali nulis atau ngereview film-film yang gue tonton. Berhubung gue bisa dibilang cukup menggemari novel yang ditulis Raditya Dika dan kebetulan gue juga punya dua buku karya Raditya Dika, yang pertama kambing jantan dan marmut merah jambu, bikin gue penasaran buat nonton film dia.

Selain gue emang suka sama novel-novelnya, gue juga cukup penasaran dengan animo masyarakat yang tinggi buat menyaksikan film ini.  apalagi dengar-dengar sekarang jumlah penontonnya udah tembus 400,000 orang, Congrats buat Raditya Dika...

Oke gue coba merievew film ini yaa, tapi yang perlu dicatet ini cuman pendapat pribadi gue aja sih.. so.. silahkan tiap-tiap orang berhak punya pandangan yang berbeda.

Menurut gue, film ini cukup buat gue puas ketawa. Part yang paling gue suka yaitu ketika dika joget-joget ala india dan sumpah gue ngakak banget waktu adegan ini. Tapi, juju raja menurut gue ga sedikit juga jokes-jokes yang dilontarkan terdengar garing di telinga gue atau mungkin memang ada yang sedikit salah dengan selera humor gue. Okeh abaikan…

Ada bagian yang paling gue ga suka yaitu ketika ada cuplikan khayalan-khayalan dari pak produser maupun raditya dika tentang adegan-adegan suster ngesot dan pocong. Sebelumnya gue kayaknya emang pernah baca di blog nya radit (mohon maaf kalo salah) kalo memang ada produser yang coba nawarin dia kerjasama untuk ngebuat film bergenre horor tersebut. Terlepas dari khayalan/imajinatif tersebut berdasarkan dari kisah nyata atau bukan. Dengan background pendidikan gue yang emang kuliah di jurusan keperawatan. Jujur aja untuk kesekian kalinya gue ngerasa profesi gue ini dilecehkan, dan hal-hal seperti ini tanpa kita sadari dapat merusak citra profesi perawat. Yaahh meskipun mungkin tidak ada niat sama sekali dari Radit untuk melecehkan dan mungkin hanya bermaksud untuk menghibur penonton. Tapi tetap aja tolong buat para sineas cukup yaa cerita-cerita tentang suster ngesot, suster keramas, suster gepeng ato apapun itu yang terkesan mendiskreditkan profesi ini. Banyak sekali hal positif yang bisa diangkat  ke layar lebar terkait profesi  ini.

OKe balik lagi ke film “Cinbro”, Entah kenapa sejam terakhir film ini terlihat agak sedikit membosankan. Menurut gue mungkin karena konflik yang ditonjolkan dalam film ini kurang ngegigit. Tapi untung ada aksi kocak dari solihun yang bikin mata gue melek lagi ke layar raksasa tersebut

Terlepas dari itu semua, cinta, keluarga, dan persahabatan dikemas secara apik lewat film ini. Pesan-pesan moral dari film ini juga coba disampaikan lewat dialog-dialog sederhana namun cukup menggelitik di telinga.

Berikut cuplikan percakapan antara edgar (adik radit) dengan raditya dika, kurang lebih seperti ini. 

“Kamu kenapa bisa sayang sama dia?”
“Memang kalau sayang, butuh alasan ya bang”

Ataupun pertanyaan yang dilontarkan oleh Mamanya Dika kepada pada papanya saat sedang melayat di rumah saudaranya.

“Pa, kalau mama meninggal apa bakal sepi seperti ini ya?”

Ya, tanpa sadar dialog-dialog yang tampak terdengar sederhana ini mungkin bisa menyentuh sisi nurani terdalam kita.


Kesimpulannya, buat kalian yang pengen nonton film tanpa perlu mikir susah-susah, pengen ketawa-ketawa bareng pacar, keluarga, ataupun teman, ataupun kangen pengen liat aksi-aksi konyolnya raditya dika di Stand Up Comedy maupun Miko,dan pengen tau cinta kadaluarsa itu gimana rasanya.. yaa silahkan tonton film ini dibioskop-bioskop kesayangan anda..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...